Tuesday, December 26, 2023

Nilai Filofosi dari Arsitektur Pemukiman Kampung Naga



https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/01/IMG_8133-696x391.jpg
(Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

TASIKMALAYA, RUANG BERITA - Kampung Naga merupakan kampung adat Sunda yang berada di kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Neglasari, kecamatan Salawu. Berjarak sekitar 29,7 km dari kota Tasikmalaya.


Kampung ini merupakan sebuah desa kecil yang terkenal dengan cara hidup tradisionalnya dan mampu melestarikan warisan budaya meskipun pesatnya modernisasi di wilayah sekitarnya. Kekhasan lain yang dijaga oleh masyarakat Kampung Naga selain dari hidup tradisionalnya adalah rumah adat.


Dilansir dari Jurnal yang berjudul “FIlosofi Nilai-Nilai Islam Dalam Gaya Bangunan Rumah Adat Kampung Naga Tasikmalaya” yang ditulis oleh Andri Nurjaman dkk. Kekhasan rumah adat di Kampung Naga ialah pada arsitektur bangunannya yang membedakan arsitektur bangunan pada umumnya. Mulai dari pola perkampungan, bentuk rumah, arah rumah, hingga bahan-bahan pembuat rumah.


Dilihat dari pola atau bentuknya, Kampung Naga berpola mengelompok dan berhadap-hadapan. Hal ini berfungsi untuk sesama masyarakat agar bisa saling berkomunikasi dan saling memperhatikan sehingga rasa kekeluargaan di antara masyarakat sangat terasa.


Adapun bentuk rumah bagi masyarakat Kampung Naga haruslah berbentuk panggung, bahan rumah dari bambu, kayu, dan ijuk. Bentuk panggung dan tidak menggunakan dinding dari semen, mencerminkan sikap masyarakat yang ada di Kampung Naga sebagai orang yang sederhana dalam hidup. 


Dinding rumah terbuat anyaman bambu yang kemudian disatukan menjadi bilik dan memiliki celah diantaranya. Persatuan anyaman tersebut tidak bisa hanya berdiri sendiri karena tidak akan kokoh menahan beban, dan hal ini mencerminkan sikap gotong royong di antara masyarakat. 


Bahan yang digunakan untuk membuat rumah panggung terbuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti  atap rumah yang terbuat dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah terbuat dari bambu atau papan kayu. Selain karena petunjuk dari leluhur yang diwariskan secara turun temurun, hal lain yang menjadi alasan pembuatan rumah yang berasal dari alam karena kondisi geografis perkampungan yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit dengan kemiringan yang curam.


Melihat dari kekhasan rumah adat Kampung Naga, terdapat nilai filosofi yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur dan dipertahakna oleh masyarakat Kampung Naga hingga saat ini. Diantara nilai filosofi tersebut adalah membentuk rasa kekeluargaan, sikap sederhana, dan gotong royong terhadap masyarakat yang ada di Kampung Naga. 





0 comments:

Post a Comment